1. Ibadah Sholatnya Tidak Diterima 40 Hari
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ يَوْمً
“Barangsiapa mendatangi peramal lalu mempercayai ucapannya, shalatnya selama empatpuluh hari tidak diterima.” (HR. Musnad Ahmad)
2. Kufur kepada Agama Islam
Rasulullah SAW bersabda:
\عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Barangsiapa mendatangi seorang dukun
atau peramal kemudian membenarkan apa yang ia katakan, maka ia telah
kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam.” (HR. Musnad Ahmad)
Sebab, di antara yang diturunkan kepada
Rasulullah SAW adalah bahwa hal-hal yang ghaib tidak ada yang
mengetahuinya selain Allah SWT.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ
Katakanlah: “Tidak ada seorang pun di
langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib,kecuali Allah”, dan
mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. (QS. An-Naml :
65)
وَعِندَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لاَ يَعْلَمُهَا إِلاَّ هُوَ…
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri… (QS. Al-An’am : 59)
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًاإِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِن رَّسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا
(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang
gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib
itu, kecuali kepada rasul yang diridai-Nya, maka sesungguhnya Dia
mengadakan penjaga-penjaga(malaikat) di muka dan di belakangnya . (QS.
Al-Jin : 26-27)
Bahkan Rasulullah SAW sendiri tidak
mengetahui hal-hal ghaib kecuali yang diberitahukan Allah kepadanya
melalui wahyu, karenanya Allah berfirman kepadanya:
قُل لَّا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۚ وَلَوْ كُنتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ ۚ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Katakanlah: “Aku tidak berkuasa menarik
kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali
yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib,
tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan
ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan
pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-A’raf :
188)
Begitu juga jin, yang oleh para tukang
sihir dan dukun dimintai pertolongan, mereka juga tidak memiliki
kemampuan untuk mengetahui hal-hal gaib. Al-Qur’an menceritakan bahwa
jin-jin Nabi Sulaiman AS tidak mengetahui kematian beliau.
تَأْكُلُ مِنسَأَتَهُ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَن لَّوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ…
…Maka tatkala ia tersungkur, tahulah jin
itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib, tentulah mereka
tidak tetap dalam siksa yang menghinakan. (QS. Saba’ : 14)
Oleh karena itu, membenarkan para dukun
dan peramal yang mengaku mengetahui hal yang ghaib adalah pengingkaran
terhadap ayat-ayat yang telah diturunkan Allah SWT. Jika mendatangi dan
membenarkan mereka demikian buruk kedudukannya dalam agama, maka
bagaimana dengan para dukun dan peramalnya sendiri? Mereka telah
melepaskan diri agama dan agama berlepas diri dari mereka.
Ramalan Bintang Termasuk Ilmu Nujum/Perbintangan
Zodiak adalah tanda bintang seseorang
yang didasarkan pada posisi matahari terhadap rasi bintang ketika orang
tersebut dilahirkan. Zodiak yang dikenal sebagai lambang astrologi
terdiri dari 12 rasi bintang bahkan akhir 2010 lalu ada yang meyakini
bahwa rasi bintang menjadi 13 (Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo,
Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, Pisces dan
Ophiuchus). Zodiak ini biasa digunakan sebagai ramalan nasib seseorang,
yaitu suatu ramalan yang didasarkan pada kedudukan benda-benda tata
surya di dalam zodiak. Dalam islam, zodiak termasuk ke dalam ilmu
nujum/Perbintangan.
Ramalan Bintang Adalah Sihir
Rasulullah SAW bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ اقْتَبَسَ عِلْمًا مِنْ النُّجُومِ اقْتَبَسَ شُعْبَةً مِنْ سِحْرٍ مَا زَادَ زَادَ وَمَا زَادَ زَادَ
“Siapa yang mempelajari ilmu nujum
berarti ia telah mempelajari cabang dari ilmu sihir, apabila bertambah
ilmu nujumnya maka bertambah pulalah ilmu sihirnya.” (HR. Musnad Ahmad)
Hadits tersebut dengan jelas dan tegas
menyatakan bahwa ilmu nujum (yang termasuk dalam hal ini adalah ramalan
bintang) merupakan bagian dari sihir. Bahkan Rasulullah menyatakan bahwa
apabila ilmu nujumnya itu bertambah, maka hal ini berarti bertambah
pula ilmu sihir yang dipelajari orang tersebut. Sedangkan hukum sihir
itu sendiri adalah haram dan termasuk kekafiran, sebagaimana Allah
berfirman :
وَاتَّبَعُواْ مَا تَتْلُواْ الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيْاطِينَ كَفَرُواْ…
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca
oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan
bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir
(tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir
(mengerjakan sihir)….” (Qs. Al Baqarah: 102)
Kesimpulan :
Ramalan merupakan sebuah cara untuk
mengetahui nasib seseorang itu baik atau buruk. Jika kalian (Orang
Muslim) renungkan, maka sesungguhnya orang-orang yang mencari tahu
ramalan nasib mereka, tidak lain dan tidak bukan dikarenakan mereka
menginginkan nasib yang baik dan buruk telah Allah takdirkan 50 ribu
tahun sebelum Allah SWT menciptakan langit dan bumi, sebagaimana
Rasulullah SAW bersabda :
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
“Allah telah menuliskan takdir seluruh makhluk 50 ribu tahun sebelum menciptakan langit dan bumi.” (HR. Muslim).
Hanya Allah yang tahu nasib kita. Yang
dapat kita lakukan adalah berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan hal
yang baik dan terhindar dari hal yang buruk, selebihnya kita serahkan
semua hanya kepada Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur’an :
مَن كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا…
“…Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (Qs. Ath Thalaq: 3).
Terakhir, ingatlah, bahwa semua yang
Allah tentukan bagi kita adalah baik meskipun di mata kita hal tersebut
adalah buruk. Allah berfirman dalam Al-Qur’an :
وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ…
“…Boleh jadi kamu membenci sesuatu,
padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu
tidak mengetahui.” (Qs. Al-Baqarah: 216).
Berbaik sangkalah kepada Allah SWT bahwa
apabila kita mendapatkan suatu hal yang buruk, maka pasti ada kebaikan
dan hikmah di balik itu semua. Sesungguhnya Allah SWT Maha Pengasih dan
Maha Adil terhadap hamba-hambaNya.
Wallohu’alam Bisshawab
Referensi :