Sabtu, 31 Mei 2014

Bank Dunia Peringatkan Peningkatan Harga Pangan Global

WASHINGTON, KOMPAS.com - Harga pangan dunia melonjak pada kuartal I-2014, pertama kali sejak Agustus 2012. Peningkatan harga ini didorong meningkatnya permintaan di Tiongkok, kekeringan di AS, dan ketegangan politik di Ukraina.

Menurut Bank Dunia, harga pangan yang diperdagangkan secara internasional naik sekitar 4 persen. Kenaikan harga dipimpin komoditas gandum dan jagung yang masing-masing naik sekitar 18 persen dan 12 persen.

Dampaknya, harga pangan global pada bulan April lalu hanya lebih rendah 2 persen dibandingkan tahun lalu dan 16 persen di bawah rekor capaian pada Agustus 2012. "Meningkatnya kekhawatiran akan cuaca dan permintaan impor, ketidakstabilan situasi terkait Ukraina menjelaskan mengapa harga-harga (pangan) mengalami kenaikan," tulis laporan Bank Dunia seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (30/5/2014).

Para ekonom Bank Dunia mengatakan, peningkatan harga terjadi karena gagal panen pada tahun 2013 dan berlanjutnya proyeksi panen serealia dan pasokan yang cukup untuk 2014. Namun, kondisi kekeringan di AS dan kuatnya permintaan global, khususnya dari Tiongkok, menjadi alasan utama kenaikan harga tersebut.

Akan tetapi, Ukraina yang merupakan "wadah roti" Eropa Timur juga memainkan peran, sehingga menyebabkan kenaikan harga domestik terbesar untuk gandum dan jagung. Ukraina, pengekspor gandum terbesar keenam dunia, mengalami lonjakan harga gandum di dalam negeri hingga 37 persen lantaran depresiasi mata uang.

Harga jagung internasional naik 12 persen, dengan Ukraina yang merupakan eksportir jagung terbesar ketiga dunia, mengalami lonjakan harga sebesar 73 persen. Kenaikan ini disebabkan terlambatnya masa tanam dan meningkatnya biaya.

"Ketegangan geopolitik di Ukraina sejauh ini belum terlalu berdampak pada ekspor, akan tetapi kemungkinan dapat berpengaruh kepada produksi ke depan dan perdagangan apabila ketidakpastian (kondisi) semakin meningkat," tulis Bank Dunia.

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) bulan lalu melaporkan harga pangan dunia menyentuh level tertinggi selama 10 bulan pada bulan Maret lalu. Peningkatan tersebut disebabkan cuaca buruk di negara-negara produsen pangan utama dan krisis di Ukraina.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengatakan indeks harga pangan bulanan pada Maret naik 2,3 persen dibandingkan Februari hingga mencapai level tertinggi sejak Mei tahun lalu. Para ahli mengkhawatirkan melonjaknya harga akan menyebabkan krisis pangan dunia dan ketidakstabilan sosial lainnya.

"Dalam beberapa bulan ke depan, kita harus mencermati harga-harga ini dengan baik, memastikan kenaikan harga tidak menambah tekanan di seluruh dunia," kata pimpinan senior Bank Dunia Ana Revenga.


Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/05/30/1330136/Bank.Dunia.Peringatkan.Peningkatan.Harga.Pangan.Global

Arah Komunikasi dalam Organisasi: Horizontal, Diagonal, Upward, Downward

Suatu organisasi terdiri dari sekumpulan orang-orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dapat terdiri dari dua orang atau bahkan dua miliar orang, dan bisa tersusun mulai dari kumpulan pengusaha bisnis kecil, tentara, perusahaan, ataupun pemerintah. Suatu organisasi lebih besar dari individu-individu atau kumpulan yang mendirikannya, namun lebih kecil dari situasi masyarakat tempat ia berada dan lingkungannya.
ARAH KOMUNIKASI
Dalam memahami organisasi dan pola komunikasi di dalamnya, satu konsep kritis adalah arahnya.
1. Vertical Communication (komunikasi tegak) merupakan pengiriman dan penerimaan pesan di antara level sebuah hirarki, ke bawah dan keatas. Horizontal Communication (komunikasi mendatar) merupakan pengiriman dan penerimaan pesan di antara individu dalam level yang sama dalam sebuah hirarki.
a. Downward Communication (komunikasi kebawah) , terutama mengkomunikasikan pesan dari yang memiliki kekuasaan kepada yang lebih sedikit kekuasaannya; merupakan model umum komunikasi dalam sebuah organisasi. Komunikasi ini melibatkan instruksi, anggaran yang disetujui atau tidak, pernyataan kebijakan, variasi dalam standar prosedur operasi dan mencatat perubahan-perubahan lainnya, pengumuman umum, pertemuan,ekspresi tujuan, sasaran, dan pernyataan misi. Pesan-pesan ini mungkin dapat dikirimkan lewat memo, email, catatan,dan saluran individu ke grup atau dari individu ke individu; atau mereka mungkin saja dapat disampaikan tidak langsung melalui orang lain dalam hirarki. Selama proses pengiriman, pesan asli dapat di edit, ditambah, dikurangi, dijelaskan, atau bahkan diubah.
Komunikasi kebawah membawa informasi yang berhubungan dengan tugas pada seseorang yang melakukan tugas tersebut. Ia juga membawa informasi tentang kebijakan dan prosedur, serta bisa jadi digunakan untuk feedback yang bersifat motivasional pada karyawan. Komunikasi kebawah terjadi jika manajer atau penyelia mengirimkan pesan kepada satu orang bawahan atau lebih.
Komunikasi kebawah seringkali berbentuk pemberian instruksi atau penjelasan bagaimana seorang atasan menginginkan suatu tugas diselesaikan para atasan mengirimkan informasi mengenai peraturan, kebijakan, dan standar minimum. Para atasan juga memberikan informasi untuk menilai prestasi bawahan atau memotivasi seorang bawahan. Komunikasi ke bawah menetapkan suatu organisasi bisnis. Apabila sebagian besar dalam organisasi dalam bisnis berasal daripuncak (vertikal ke bawah) dan biasanya berupa instruksi, gaya organisasi cenderung otokrasi. Apabila sebagian besar komunikasi ke bawah bersifat mendukung dan memiliki unsur perhatian yang besar terhadap bawahan, rangkasian sifat akan lebih bersifat mendukung. Komunikasi seperti itu akan mendorong pembentukan kolaborasi antara pimpinan dan pegawai. Lebih jauh lagi, komuniaksi akan mendorong rangkaian penuh komunikasi ke atas.
b. Upward Communication (komunikasi keatas) merupakan suatu kondisi yang mungkin lebih penting dari downward communication. Saluran upward communication membawa data dari pelanggan mengenai produksi barang dan pelayanan, dan segala kebutuhan yang diperlukan untuk operasi organisasi dari hari ke hari. Keterangan ini dapat digunakan bila orang-orang yang berada di level atas di suatu organisasi adalah orang-orang yang memiliki keterampilan mendengar, mengumpulkan feedback dan dapat dipercaya. Bila tidak ada komitmen untuk melakukan pendekatan-pendekatan seperti ini maka akan terjadi ”culture of silence” atau budaya diam dan atau ”culture of silos” yang mungkin berlaku, yang akan membawa konsekuensi dampak yang serius untuk organisasi- dengan tanpa peringatan awal untuk menanggulangi bencana, ini mungkin akan membawa krisis yang besar. Dalam beberapa situasi, tidak ada berita merupakan berita yang sangat buruk, dan berita buruk adalah tiada berita; staff pada level bawah akan segan untuk memberikan berita buruk, yang mungkin vital bagi kehidupan organisasi, bila tidak didengar, lebih parahnya dapat memancing kritik- sebuah budaya ”shoot the messenger” .
Upward communication dapat pula menjadi sumber subur ide-ide baru dan penyelesaian masalah yang kreatif, terutama karena orang-orang di bagian bawah hirarki dekat dengan masalah-masalah spesifik dan dapat lebih waspada kepada solusi praktis daripada orang-orang yang berada di puncak hirarki. Komunikasi keatas membawa informasi dari tingkat bawah ke tingkat atas organisasi. Informasi itu mungkin concern pada aktivitas lingkungan luar atau internal pada tingkat bawah organisasi.
Para pimpinan organisasi menerima feedback tentang efektifitas keputusan yang telah diambilnya. Anggota tingkat bawah mempunyai kesempatan untuk menginformasikan dan mengajukan keluhan, dan memberikan saran untuk pengembangan. Komunikasi keatas terjadi jika pesan mengalir dari bawahan ke manajer atau atasan. Para pegawai harus melaporkan kemajuan mereka dalam penyelesaian tugas-tugas; jika ada, tugas-tugas apa yang menyebabkan masalah bagi mereka; saran-saran bagi peningkatan produk atau peningkatan prosedur; dan yang terpenting adalah perasaan mereka mengenai bagaiaman asegala sesuatu berjalan. Komunikasi keatas merupaakan hal yang penting- para manajer memerlukan umpan balik yang akurat mengenai pesan-pesan mereka apakah telah dipahami atau bagaimana keputusan-keputusan tersebut diterima setelah masalah-masalah apa yang dikembangkan.
2. Lateral atau horizontal communication mengambil tempat satu level dalam organisasi. Sebagai contoh, di dalam tim, diantara kepala departemen dan diantara pengkoordiansi dan peranan penghubung. Terkadang, semakin cepat dan semakin efektif sebuah pesan terkirim secara horizontal daripada upward maupun downward.
Horizontal communication yang bagus sering menghalangi persaingan, perilaku teritorial, dan spesialisasi fungsi pekerjaan yang berlebihan, yang dapat semakin mempertegas batas in group/out group, penggunaan jargon ataupun meniadakan kode-kode dan keseganan untuk membagi informasi.
Komunikasi lateral atau horisontal terjadi antar rekan kerja. Anggota tim dan departemen harus berkomunikasi untuk memperluas hubungan kerja mereka. Karena jalur otoritas tidak berseberangan, maka komunikasi lateral ini lebih cepat daripada komunikasi ke atas atau ke bawah secara hirarkis. Komunikasi horisontal terjadi antara orang-orang yang pada tingkat yang sama atau orang-orang yang pada tingkat yang berhubungan pada divisi yang berbeda dalam suatu organisasi. Komunikasi horisontal yang efektif dapat membantu orang-orang untuk mengkoordinasikan proyek menyelesaikan masalah, memberikan pemeriksaan informasi, memecahkan konflik-konflik dan membuka jalan bagi terciptanya hubungan-hubungan bisnis. Seringkali komunikasi horisontal terhalang karena kecemburuan, hambatan spesialisasi teknis, atau lokasi yang terpisah dan terlalu banyak arus informasi yang diterima pegawai untuk memproses data secara tepat. Sebagi contoh, orang-orang pada suatu unit mungkin merasa bahwa mereka bersaing dengan staf produksi untuk semua jenis „rembesan“ bonus, informasi, posisi baru, dan sebagainyap dan mungkin berupaya membatasi jumlah informasi yang dibagikan . oleh karena itu manajer yang berwawasan luas akan menciptakan suatu lingkungan yang lebih menghargai suatu bentuk kerjasama daripada persaingan jadi. Mereka berupaaya meningkatkan lingkungan komunikasi seluruh organisasi. Pengenalan dan penghargaan terhadap suatu kelompok-suatu tim- pegawai adalah satu cara untuk mendorong rasa jiwa kerja sama.
3. Komunikasi diagonal atau komunikasi silang (cross communication) adalah komunikasi antara pimpinan seksi dengan pegawai seksi lain. Komunikasi ini merupakan komunikasi yang memotong jalur vertikal dan horizontal. Sebagai contoh, anggota staf junior dapat langsung pergi ke atasannya ,dan telepon, email atau mengunjungi tekhnikal senior di area lain untuk mendapatkan informasi. Beberapa penelitian mengatakan bahwa dalam organisasi yang memiliki low performing, komunikasi diagonal digunakan oleh staf untuk mencari informasi dalam permintaan pantas keberadaan prosedur kerja, ketika dalam orgainisasi high performing , komunikasi diagonal digunakan staf unutk menyelesaikan masalah kerja yang sulit dan kompleks. Ketika komunikasi diagonal menjadi tanda fleksibilitas- sebagai contoh, dalam organisasi organik- ini jelas sekai dapat menyebabkan masalah bahkan lebih ekstrimnya lagi menyebabkan kerusuhan(chaos). 



Indonesia Berpeluang Impor Minyak dari Rusia




Bisnis.com, MOSKWA—Indonesia berpeluang merealisasikan rencana impor minyak dari pemerintah Rusia, meskipun sampai saat ini antar kedua negara belum terdapat kerja sama yang riil dalam hal tersebut.
Duta Besar Indonesia untuk Rusia Djauhari Oratmangun mengatakan pemerintah Indonesia senantiasa terbuka dalam upaya peningkatan kerja sama dalam segala bidang, termasuk di dalam sektor minyak dan gas (migas).
“Kemungkinan tersebut dapat saja direalisasikan,” terangnya di Moskwa, Jumat, (30/5/2014).
Mengenai rencana impor minyak dari Rusia tersebut, Djauhari selaku Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moskwa menjelaskan selalu memberikan informasi terkini mengenai peluang bisnis tersebut ke kementeerian terkait, pengusaha nasional, dan stake holders di Indonesia.
“KBRI Moskow juga mendorong pihak-pihak nasional tersebut untuk berpartisipasi langsung dan melihat opportunity  yang ada melalui keikutsertaan dalam berbagai kegiatan pameran, forum dan sebagainya di Rusia yang terkait dengan pengembangan industri migas,” katanya.
Selain migas, kata Djauhari, secara khusus pebisnis Rusia juga tertarik untuk berinvestasi di sektor seperti pertambangan dan infrastuktur. Begitu juga investasi di bidang pariwisata dan properti.
“Disamping itu, Indonesia yang saat ini menduduki peringkat 10 largest economy berdasarkan data World Bank, dengan konsumsi domestik dan produktivitas yang terus meningkat, juga menarik bagi sejumlah pebisnis Rusia sebagai pasar potensial,” paparnya.
Oleh karena itu, baik pelaku bisnis Rusia maupun pelaku bisnis internasional dan investor saat ini melihat Indonesia sebagai pasar yang substansial dengan populasi dan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki.
Sebelumnya, pada Mei 2013 Hatta Rajasa saat masih menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pernah menyatakan ketertarikannya untuk bekersama di bidang energi terutama sektor minyak bumi dengan Republik Tatarstan di Rusia.
Menurutnya, Rusia merupakan salah satu penghasil minyak terbesar dan bisa diajak bekerjasama dalam hal keamanan energi.
Untuk diketaui, kerja sama perdagangan kedua negara mengalami kecenderungan meningkat dengan nilai volume perdagangan sebesar US$3,24 Milyar pada 2013.
Dari raihan tersebut, pada 2013 total nilai ekspor Indonesia ke Rusia mencapai US$930,3 juta, meningkat dari US$867,3 juta pada 2012, sedangkan impor dari Rusia sebesar US$2,59 miliar.

Editor : Hery Lazuardi

sumber : http://finansial.bisnis.com/read/20140530/9/231547/indonesia-berpeluang-impor-minyak-dari-rusia

DNPI Ingin Pastikan Anggaran GCF Mengalir Ke Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA — Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) ingin memastikan anggaran besar yang berada pada pos Green Climate Fund (GCF) di bawah kewenangan UNFCCC (United Nation Framework Convention on Climate Change) mengalir ke Indonesia.
“Total anggaran yang telah disepakati sejak pembentukan GCF pada 2011 lalu adalah senilai US$100 miliar, nah untuk memastikan anggaran tersebut masuk ke Indonesia perlu program dan proposal yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan,” kata Sekretaris Pokja Pendanaan DNPI, Suzanty Sitorus kepada Bisnis, Jumat (30/5/2014).
Suzanty menekankan bahwa komitmen pencairan dana GCF bisa dilakukan lewat kerjasama antar dua negara (bilateral) maupun banyak negara (multilateral). Peruntukan anggaran yang telah disiapkan ini memang berfokus pada aksi dan kegiatan mendorong upaya penurunan emisi karbon di negara berkembang.
Rentang waktu pendanaan GCF menurut Suzanty yakni hingga tahun 2020 mendatang, sehingga masih ada enam tahun untuk menyiapkan aksi nyata dan program terbaik dalam rangka menurunkan potensi kenaikan emisi karbon di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Secara global, terjadi perubahan konstelasi ekonomi negara-negara besar dunia: China/Tiongkok, India, Indonesia, Brazil dengan parameter yagn tampak yakni kenaikan GDP per tahun. Sedangkan sebagian besar negara-negara di kawasan Eropa mengalami krisis dan menurunkan GDP di kawasan tersebut.
“Pertumbuhan ekonomi dan peningkatan jumlah penduduk usia produktif, tentu berkorelaasi dengan peningkatan emisi yang dihasilkan, untuk itu juga perlu disiapkan program reduksi emisi karbon yang tepat dan penerapan pembangunan berkelanjutan (sustainability),” kata Suzanty.
Ketua Harian DNPI, Rahmat Witoelar mengaku Indonesia sudah berada pada jalur yang benar dalam kampanye pengurangan emisi karbon. Dari tiga sektor utama penyumbang emisi: kehutanan, pengelolaan sampah dan transportasi, Indonesia telah menyiapkan berbagai aturan guna meredam laju emisi setiap tahunnya.
“Misal di bidang kehutanan, dengan aturan pemerintah dalam menerapkan moratorium perizinan dan pengelolaan kehutanan, kita mampu mengurangi laju deforestasi per tahun dari sebelumnya di angka 2,6 juta ha dan kini berada di angka 0,46 juta ha,” kata Rahmat.
Di bidang pengelolaan sampah juga pemerintah telah memperhatikan bagaimana mengolah dan mengelola sampah secara berkelanjutan, juga melakukan upaya daur ulang. Bidang transportasi juga di kota-kota besar diupayakan penerapan angkutan umum massal dengan skema kerjasama antara pemerintah dan swasta.
Berbagai upaya yang dilakukan tersebut, menurut Rahmat diprediksi bisa mengurangi tingkat pencemaran emisi yang sebelumnya berada di angka 26% per tahun menjadi hanya setengahnya, yakni kisaran 13-15% per tahun.

Editor : Martin Sihombing

sumber : http://finansial.bisnis.com/read/20140530/9/231796/dnpi-ingin-pastikan-anggaran-gcf-mengalir-ke-indonesia