Komunikasi
interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara
tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi
interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti
suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya
(Mulyana, 2000, p. 73)
Menurut Effendi, pada
hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi
antar komunikator dengan komunikan, komunikasi
jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat
atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus
balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu
juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti
apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia
dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya
(Sunarto, 2003, p. 13).
Klasifikasi Komunikasi
Interpersonal
Redding yang dikutip
Muhammad (2004, p. 159-160) mengembangkan klasifikasi komunikasi interpersonal
menjadi interaksi intim, percakapan sosial, interogasi atau pemeriksaan dan
wawancara.
a. Interaksi
intim termasuk komunikasi di antara teman baik, anggota famili, dan orang-orang
yang sudah mempunyai ikatan emosional yang kuat.
b. Percakapan sosial adalah interaksi untuk menyenangkan seseorang secara sederhana. Tipe komunikasi tatap muka penting bagi pengembangan hubungan informal dalam organisasi. Misalnya dua orang atau lebih bersama-sama dan berbicara tentang perhatian, minat di luar organisasi seperti isu politik, teknologi dan lain sebagainya.
c. Interogasi atau pemeriksaan adalah interaksi antara seseorang yang ada dalam kontrol, yang meminta atau bahkan menuntut informasi dari yang lain. Misalnya seorang karyawan dituduh mengambil barang-barang organisasi maka atasannya akan menginterogasinya untuk mengetahui kebenarannya.
d) Wawancara adalah salah satu bentuk komunikasi interpersonal di mana dua orang terlibat dalam percakapan yang berupa tanya jawab. Misalnya atasan yang mewawancarai bawahannya untuk mencari informasi mengenai suatu pekerjaannya.
B. Komunikasi
Interpersonal Yang Efektif
Komunikasi dapat di katakan efektif
apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana di masut oleh pengirim
pesan,pesan di tindak lanjuti dengan sebuah perbuatan secara suka rela oleh
penerima pesan,dapat meningkatkan kualitas hubungan antar pribadi,dan tidak ada
hambatan untuk itu. Komunikasi interpersonal di katakan efektif,apabila
memenuhi tiga persyaratan utama,yaitu :
a.
Pengertian
yang sama dengan terhadap makna pesan.
Salah satu indikator yang dapat di
gunakan sebagai ukuran komunikasi dikatakan efektif,adalah apabila makna pesan
yang di kirim oleh komunikator sama dengan makna pesan yang diterima oleh
komunikan. Pada tataran empiris,seringkali terjadi mis komunikasi yang di
sebabkan oleh karena komunikan memahami makna pesan tidak sesuai dengan yang di
maksudkan oleh komunikator.
b. Melaksanakan
pesan secara suka rela.
Indikator komunikasi interpersonal
yang efektif berikutnya adalah bahwa komunikan menindak lanjuti pesan tersebut
dengan perbuatan dan dilakukan secara suka rela,tidak karena di paksa. Hal ini
mengindikasikan bahwa dalam proses komunikasi interpersonal,komunikator dan
komunikan memiliki peluang untuk memperoleh keuntungan. Komunikasi
interpersonal yang baik dan berlangsung dalam kedudukan setara sangat
diperlukan agar kedua belah pihak menceritakan dan mengungkapkan isi pikirannya
secra suka rela,jujur,tanpa merasa takut. Komunikasi interpersonal yang efektif
mampu mempengaruhi emosi pihak pihak yang terlibat dalam komunikasi itu kedalam
suasana yang yaman,harmonis,dan bukan sebagai suasana yang tertekan.
c.
Meningkatkan
kualitas hubungan antarpribadi.
Efektivitas dalm komunikasi
interpersonal akan mendorong terjadinya hubungan yang positif terhadap
rekan,keluarga,dan kolega. Hal ini disebabkan pihak pihak yang saling
berkomunikasi merasakan memperoleh manfaat dari komunikasi itu,sehinggamerasa
perlu untuk memelihara hubungan antarpribadi. Banyak orang menjadi sukses
karena memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang lain. Mereka menanamkan
identitas yang positif kepada orang lain sehingga mereka memiliki image yang
baik di mata masyarakat.
sumber :