WASHINGTON, KOMPAS.com
- Harga pangan dunia melonjak pada kuartal I-2014, pertama kali sejak
Agustus 2012. Peningkatan harga ini didorong meningkatnya permintaan di
Tiongkok, kekeringan di AS, dan ketegangan politik di Ukraina.
Menurut
Bank Dunia, harga pangan yang diperdagangkan secara internasional naik
sekitar 4 persen. Kenaikan harga dipimpin komoditas gandum dan jagung
yang masing-masing naik sekitar 18 persen dan 12 persen.
Dampaknya,
harga pangan global pada bulan April lalu hanya lebih rendah 2 persen
dibandingkan tahun lalu dan 16 persen di bawah rekor capaian pada
Agustus 2012. "Meningkatnya kekhawatiran akan cuaca dan permintaan
impor, ketidakstabilan situasi terkait Ukraina menjelaskan mengapa
harga-harga (pangan) mengalami kenaikan," tulis laporan Bank Dunia
seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (30/5/2014).
Para
ekonom Bank Dunia mengatakan, peningkatan harga terjadi karena gagal
panen pada tahun 2013 dan berlanjutnya proyeksi panen serealia dan
pasokan yang cukup untuk 2014. Namun, kondisi kekeringan di AS dan
kuatnya permintaan global, khususnya dari Tiongkok, menjadi alasan utama
kenaikan harga tersebut.
Akan tetapi, Ukraina yang merupakan
"wadah roti" Eropa Timur juga memainkan peran, sehingga menyebabkan
kenaikan harga domestik terbesar untuk gandum dan jagung. Ukraina,
pengekspor gandum terbesar keenam dunia, mengalami lonjakan harga gandum
di dalam negeri hingga 37 persen lantaran depresiasi mata uang.
Harga
jagung internasional naik 12 persen, dengan Ukraina yang merupakan
eksportir jagung terbesar ketiga dunia, mengalami lonjakan harga sebesar
73 persen. Kenaikan ini disebabkan terlambatnya masa tanam dan
meningkatnya biaya.
"Ketegangan geopolitik di Ukraina sejauh ini
belum terlalu berdampak pada ekspor, akan tetapi kemungkinan dapat
berpengaruh kepada produksi ke depan dan perdagangan apabila
ketidakpastian (kondisi) semakin meningkat," tulis Bank Dunia.
Sementara
itu, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) bulan lalu melaporkan harga
pangan dunia menyentuh level tertinggi selama 10 bulan pada bulan Maret
lalu. Peningkatan tersebut disebabkan cuaca buruk di negara-negara
produsen pangan utama dan krisis di Ukraina.
Organisasi Pangan
dan Pertanian PBB (FAO) mengatakan indeks harga pangan bulanan pada
Maret naik 2,3 persen dibandingkan Februari hingga mencapai level
tertinggi sejak Mei tahun lalu. Para ahli mengkhawatirkan melonjaknya
harga akan menyebabkan krisis pangan dunia dan ketidakstabilan sosial
lainnya.
"Dalam beberapa bulan ke depan, kita harus mencermati
harga-harga ini dengan baik, memastikan kenaikan harga tidak menambah
tekanan di seluruh dunia," kata pimpinan senior Bank Dunia Ana Revenga.
Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/05/30/1330136/Bank.Dunia.Peringatkan.Peningkatan.Harga.Pangan.Global
Sabtu, 31 Mei 2014
Arah Komunikasi dalam Organisasi: Horizontal, Diagonal, Upward, Downward
Suatu organisasi
terdiri dari sekumpulan orang-orang yang bekerja bersama-sama untuk
mencapai tujuan bersama. Organisasi dapat terdiri dari dua orang atau
bahkan dua miliar orang, dan bisa tersusun mulai dari kumpulan pengusaha
bisnis kecil, tentara, perusahaan, ataupun pemerintah. Suatu organisasi
lebih besar dari individu-individu atau kumpulan yang mendirikannya,
namun lebih kecil dari situasi masyarakat tempat ia berada dan
lingkungannya.
ARAH KOMUNIKASI
Dalam memahami organisasi dan pola komunikasi di dalamnya, satu konsep kritis adalah arahnya.
1. Vertical Communication (komunikasi tegak) merupakan pengiriman dan penerimaan pesan di antara level sebuah hirarki, ke bawah dan keatas. Horizontal Communication (komunikasi mendatar) merupakan pengiriman dan penerimaan pesan di antara individu dalam level yang sama dalam sebuah hirarki.
a. Downward Communication (komunikasi kebawah)
, terutama mengkomunikasikan pesan dari yang memiliki kekuasaan kepada
yang lebih sedikit kekuasaannya; merupakan model umum komunikasi dalam
sebuah organisasi. Komunikasi ini melibatkan instruksi, anggaran yang
disetujui atau tidak, pernyataan kebijakan, variasi dalam standar
prosedur operasi dan mencatat perubahan-perubahan lainnya, pengumuman
umum, pertemuan,ekspresi tujuan, sasaran, dan pernyataan misi.
Pesan-pesan ini mungkin dapat dikirimkan lewat memo, email,
catatan,dan saluran individu ke grup atau dari individu ke individu;
atau mereka mungkin saja dapat disampaikan tidak langsung melalui orang
lain dalam hirarki. Selama proses pengiriman, pesan asli dapat di edit,
ditambah, dikurangi, dijelaskan, atau bahkan diubah.
Komunikasi kebawah
membawa informasi yang berhubungan dengan tugas pada seseorang yang
melakukan tugas tersebut. Ia juga membawa informasi tentang kebijakan
dan prosedur, serta bisa jadi digunakan untuk feedback yang bersifat
motivasional pada karyawan. Komunikasi kebawah terjadi jika manajer atau penyelia mengirimkan pesan kepada satu orang bawahan atau lebih.
Komunikasi
kebawah seringkali berbentuk pemberian instruksi atau penjelasan
bagaimana seorang atasan menginginkan suatu tugas diselesaikan para
atasan mengirimkan informasi mengenai peraturan, kebijakan, dan standar
minimum. Para atasan juga memberikan informasi untuk menilai prestasi
bawahan atau memotivasi seorang bawahan. Komunikasi ke bawah menetapkan
suatu organisasi bisnis. Apabila sebagian besar dalam organisasi dalam
bisnis berasal daripuncak (vertikal ke bawah) dan biasanya berupa
instruksi, gaya organisasi cenderung otokrasi. Apabila sebagian besar
komunikasi ke bawah bersifat mendukung dan memiliki unsur perhatian yang
besar terhadap bawahan, rangkasian sifat akan lebih bersifat mendukung.
Komunikasi seperti itu akan mendorong pembentukan kolaborasi antara
pimpinan dan pegawai. Lebih jauh lagi, komuniaksi akan mendorong
rangkaian penuh komunikasi ke atas.
b. Upward Communication (komunikasi keatas) merupakan suatu kondisi yang mungkin lebih penting dari downward communication. Saluran upward communication
membawa data dari pelanggan mengenai produksi barang dan pelayanan, dan
segala kebutuhan yang diperlukan untuk operasi organisasi dari hari ke
hari. Keterangan
ini dapat digunakan bila orang-orang yang berada di level atas di suatu
organisasi adalah orang-orang yang memiliki keterampilan mendengar,
mengumpulkan feedback dan dapat dipercaya. Bila tidak ada komitmen untuk
melakukan pendekatan-pendekatan seperti ini maka akan terjadi ”culture of silence” atau budaya diam dan atau ”culture of silos”
yang mungkin berlaku, yang akan membawa konsekuensi dampak yang serius
untuk organisasi- dengan tanpa peringatan awal untuk menanggulangi
bencana, ini mungkin akan membawa krisis yang besar. Dalam beberapa
situasi, tidak ada berita merupakan berita yang sangat buruk, dan berita
buruk adalah tiada berita; staff pada level bawah akan segan untuk
memberikan berita buruk, yang mungkin vital bagi kehidupan organisasi,
bila tidak didengar, lebih parahnya dapat memancing kritik- sebuah
budaya ”shoot the messenger” .
Upward communication
dapat pula menjadi sumber subur ide-ide baru dan penyelesaian masalah
yang kreatif, terutama karena orang-orang di bagian bawah hirarki dekat
dengan masalah-masalah spesifik dan dapat lebih waspada kepada solusi
praktis daripada orang-orang yang berada di puncak hirarki. Komunikasi keatas membawa
informasi dari tingkat bawah ke tingkat atas organisasi. Informasi itu
mungkin concern pada aktivitas lingkungan luar atau internal pada
tingkat bawah organisasi.
Para
pimpinan organisasi menerima feedback tentang efektifitas keputusan
yang telah diambilnya. Anggota tingkat bawah mempunyai kesempatan untuk
menginformasikan dan mengajukan keluhan, dan memberikan saran untuk
pengembangan. Komunikasi
keatas terjadi jika pesan mengalir dari bawahan ke manajer atau atasan.
Para pegawai harus melaporkan kemajuan mereka dalam penyelesaian
tugas-tugas; jika ada, tugas-tugas apa yang menyebabkan masalah bagi
mereka; saran-saran bagi peningkatan produk atau peningkatan prosedur;
dan yang terpenting adalah perasaan mereka mengenai bagaiaman asegala
sesuatu berjalan. Komunikasi keatas merupaakan hal yang penting- para
manajer memerlukan umpan balik yang akurat mengenai pesan-pesan mereka
apakah telah dipahami atau bagaimana keputusan-keputusan tersebut
diterima setelah masalah-masalah apa yang dikembangkan.
2. Lateral atau horizontal communication mengambil
tempat satu level dalam organisasi. Sebagai contoh, di dalam tim,
diantara kepala departemen dan diantara pengkoordiansi dan peranan
penghubung. Terkadang, semakin cepat dan semakin efektif sebuah pesan
terkirim secara horizontal daripada upward maupun downward.
Horizontal communication
yang bagus sering menghalangi persaingan, perilaku teritorial, dan
spesialisasi fungsi pekerjaan yang berlebihan, yang dapat semakin
mempertegas batas in group/out group, penggunaan jargon ataupun
meniadakan kode-kode dan keseganan untuk membagi informasi.
Komunikasi lateral atau horisontal terjadi antar rekan kerja. Anggota
tim dan departemen harus berkomunikasi untuk memperluas hubungan kerja
mereka. Karena jalur otoritas tidak berseberangan, maka komunikasi
lateral ini lebih cepat daripada komunikasi ke atas atau ke bawah secara
hirarkis. Komunikasi horisontal terjadi antara orang-orang yang pada
tingkat yang sama atau orang-orang yang pada tingkat yang berhubungan
pada divisi yang berbeda dalam suatu organisasi. Komunikasi horisontal
yang efektif dapat membantu orang-orang untuk mengkoordinasikan proyek
menyelesaikan masalah, memberikan pemeriksaan informasi, memecahkan
konflik-konflik dan membuka jalan bagi terciptanya hubungan-hubungan
bisnis. Seringkali komunikasi horisontal terhalang karena kecemburuan,
hambatan spesialisasi teknis, atau lokasi yang terpisah dan terlalu
banyak arus informasi yang diterima pegawai untuk memproses data secara
tepat. Sebagi contoh, orang-orang pada suatu unit mungkin merasa bahwa
mereka bersaing dengan staf produksi untuk semua jenis „rembesan“ bonus,
informasi, posisi baru, dan sebagainyap dan mungkin berupaya membatasi
jumlah informasi yang dibagikan . oleh karena itu manajer yang
berwawasan luas akan menciptakan suatu lingkungan yang lebih menghargai
suatu bentuk kerjasama daripada persaingan jadi. Mereka berupaaya
meningkatkan lingkungan komunikasi seluruh organisasi. Pengenalan dan
penghargaan terhadap suatu kelompok-suatu tim- pegawai adalah satu cara
untuk mendorong rasa jiwa kerja sama.
3. Komunikasi diagonal atau komunikasi silang (cross communication) adalah komunikasi antara pimpinan seksi dengan pegawai seksi lain. Komunikasi
ini merupakan komunikasi yang memotong jalur vertikal dan horizontal.
Sebagai contoh, anggota staf junior dapat langsung pergi ke atasannya
,dan telepon, email atau mengunjungi tekhnikal senior di area lain untuk
mendapatkan informasi. Beberapa penelitian mengatakan bahwa dalam
organisasi yang memiliki low performing, komunikasi diagonal
digunakan oleh staf untuk mencari informasi dalam permintaan pantas
keberadaan prosedur kerja, ketika dalam orgainisasi high performing
, komunikasi diagonal digunakan staf unutk menyelesaikan masalah kerja
yang sulit dan kompleks. Ketika komunikasi diagonal menjadi tanda
fleksibilitas- sebagai contoh, dalam organisasi organik- ini jelas sekai
dapat menyebabkan masalah bahkan lebih ekstrimnya lagi menyebabkan
kerusuhan(chaos).
Indonesia Berpeluang Impor Minyak dari Rusia
Bisnis.com, MOSKWA—Indonesia berpeluang merealisasikan rencana impor minyak dari pemerintah Rusia, meskipun sampai saat ini antar kedua negara belum terdapat kerja sama yang riil dalam hal tersebut.
Duta Besar Indonesia untuk Rusia Djauhari Oratmangun mengatakan pemerintah Indonesia senantiasa terbuka dalam upaya peningkatan kerja sama dalam segala bidang, termasuk di dalam sektor minyak dan gas (migas).
“Kemungkinan tersebut dapat saja direalisasikan,” terangnya di Moskwa, Jumat, (30/5/2014).
Mengenai rencana impor minyak dari Rusia tersebut, Djauhari selaku Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moskwa menjelaskan selalu memberikan informasi terkini mengenai peluang bisnis tersebut ke kementeerian terkait, pengusaha nasional, dan stake holders di Indonesia.
“KBRI Moskow juga mendorong pihak-pihak nasional tersebut untuk berpartisipasi langsung dan melihat opportunity yang ada melalui keikutsertaan dalam berbagai kegiatan pameran, forum dan sebagainya di Rusia yang terkait dengan pengembangan industri migas,” katanya.
Selain migas, kata Djauhari, secara khusus pebisnis Rusia juga tertarik untuk berinvestasi di sektor seperti pertambangan dan infrastuktur. Begitu juga investasi di bidang pariwisata dan properti.
“Disamping itu, Indonesia yang saat ini menduduki peringkat 10 largest economy berdasarkan data World Bank, dengan konsumsi domestik dan produktivitas yang terus meningkat, juga menarik bagi sejumlah pebisnis Rusia sebagai pasar potensial,” paparnya.
Oleh karena itu, baik pelaku bisnis Rusia maupun pelaku bisnis internasional dan investor saat ini melihat Indonesia sebagai pasar yang substansial dengan populasi dan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki.
Sebelumnya, pada Mei 2013 Hatta Rajasa saat masih menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pernah menyatakan ketertarikannya untuk bekersama di bidang energi terutama sektor minyak bumi dengan Republik Tatarstan di Rusia.
Menurutnya, Rusia merupakan salah satu penghasil minyak terbesar dan bisa diajak bekerjasama dalam hal keamanan energi.
Untuk diketaui, kerja sama perdagangan kedua negara mengalami kecenderungan meningkat dengan nilai volume perdagangan sebesar US$3,24 Milyar pada 2013.
Dari raihan tersebut, pada 2013 total nilai ekspor Indonesia ke Rusia mencapai US$930,3 juta, meningkat dari US$867,3 juta pada 2012, sedangkan impor dari Rusia sebesar US$2,59 miliar.
Editor : Hery Lazuardi
sumber : http://finansial.bisnis.com/read/20140530/9/231547/indonesia-berpeluang-impor-minyak-dari-rusia
sumber : http://finansial.bisnis.com/read/20140530/9/231547/indonesia-berpeluang-impor-minyak-dari-rusia
DNPI Ingin Pastikan Anggaran GCF Mengalir Ke Indonesia
Bisnis.com,
JAKARTA — Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) ingin memastikan
anggaran besar yang berada pada pos Green Climate Fund (GCF) di bawah
kewenangan UNFCCC (United Nation Framework Convention on Climate Change)
mengalir ke Indonesia.
“Total
anggaran yang telah disepakati sejak pembentukan GCF pada 2011 lalu
adalah senilai US$100 miliar, nah untuk memastikan anggaran tersebut
masuk ke Indonesia perlu program dan proposal yang baik dan dapat
dipertanggungjawabkan,” kata Sekretaris Pokja Pendanaan DNPI, Suzanty
Sitorus kepada Bisnis, Jumat (30/5/2014).
Suzanty
menekankan bahwa komitmen pencairan dana GCF bisa dilakukan lewat
kerjasama antar dua negara (bilateral) maupun banyak negara
(multilateral). Peruntukan anggaran yang telah disiapkan ini memang
berfokus pada aksi dan kegiatan mendorong upaya penurunan emisi karbon
di negara berkembang.
Rentang
waktu pendanaan GCF menurut Suzanty yakni hingga tahun 2020 mendatang,
sehingga masih ada enam tahun untuk menyiapkan aksi nyata dan program
terbaik dalam rangka menurunkan potensi kenaikan emisi karbon di
berbagai negara, termasuk Indonesia.
Secara
global, terjadi perubahan konstelasi ekonomi negara-negara besar dunia:
China/Tiongkok, India, Indonesia, Brazil dengan parameter yagn tampak
yakni kenaikan GDP per tahun. Sedangkan sebagian besar negara-negara di
kawasan Eropa mengalami krisis dan menurunkan GDP di kawasan tersebut.
“Pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan jumlah penduduk usia produktif, tentu
berkorelaasi dengan peningkatan emisi yang dihasilkan, untuk itu juga
perlu disiapkan program reduksi emisi karbon yang tepat dan penerapan
pembangunan berkelanjutan (sustainability),” kata Suzanty.
Ketua
Harian DNPI, Rahmat Witoelar mengaku Indonesia sudah berada pada jalur
yang benar dalam kampanye pengurangan emisi karbon. Dari tiga sektor
utama penyumbang emisi: kehutanan, pengelolaan sampah dan transportasi,
Indonesia telah menyiapkan berbagai aturan guna meredam laju emisi
setiap tahunnya.
“Misal di
bidang kehutanan, dengan aturan pemerintah dalam menerapkan moratorium
perizinan dan pengelolaan kehutanan, kita mampu mengurangi laju
deforestasi per tahun dari sebelumnya di angka 2,6 juta ha dan kini
berada di angka 0,46 juta ha,” kata Rahmat.
Di
bidang pengelolaan sampah juga pemerintah telah memperhatikan bagaimana
mengolah dan mengelola sampah secara berkelanjutan, juga melakukan
upaya daur ulang. Bidang transportasi juga di kota-kota besar diupayakan
penerapan angkutan umum massal dengan skema kerjasama antara pemerintah
dan swasta.
Berbagai upaya
yang dilakukan tersebut, menurut Rahmat diprediksi bisa mengurangi
tingkat pencemaran emisi yang sebelumnya berada di angka 26% per tahun
menjadi hanya setengahnya, yakni kisaran 13-15% per tahun.
Editor : Martin Sihombing
sumber : http://finansial.bisnis.com/read/20140530/9/231796/dnpi-ingin-pastikan-anggaran-gcf-mengalir-ke-indonesia
sumber : http://finansial.bisnis.com/read/20140530/9/231796/dnpi-ingin-pastikan-anggaran-gcf-mengalir-ke-indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)