TUGAS
SOFTSKILL
Kelas : 3DF02
NPM : 57212771
Dosen : Ibu Jessica Barus SE.,MMS
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014
A.
Ruang Lingkup Manajemen Risiko
Ruang lingkup proses manajemen risiko terdiri dari:
1.
Penentuan konteks
kegiatan yang akan dikelola risikonya
2.
Identifikasi risiko,
3. Analisis risiko,
4. Evaluasi risiko,
5. Pengendalian risiko,
6. Pemantauan dan telah ulang,
7. Koordinasi dan komunikasi.
B.
Penanggulangan Risiko
Beberapa
hal yang dapat mengurangi atau menanggulangi resiko :
1. Mengurangi (manajemen/mengatur)
2. Menahan: menyediakan sesuatu lebih
dari satu
3. Memindahkan: meminjam sesuatu ke
orang lain/tempat lain agar tidak terkena resiko
4. Menghindari: tidak usah punya
sesuatu(contoh barang atau rencana)
Pengendalian
risiko meliputi identifikasi alternatif-alternatif pengendalian risiko,
analisis pilihan-pilihan yang ada, rencana pengendalian dan pelaksanaan
pengendalian.
1.
Identifikasi Alternatif-Alternatif Pengendalian Risiko.
Alternatif-alternatif
pengendalian yang dapat dilakukan dapat dilihat di bawah ini:
Beberapa
pertimbangan penghindaran risiko :
1.
Keputusan
untuk menghindari atau menolak risiko sebaiknya memperhatikan informasi yang
tersedia dan biaya pengendalian risiko.
2.
Kemungkinan
kegagalan pengendalian risiko.
3.
Kemampuan
sumber daya yang ada tidak memadai untuk pengendalian.
4. Penghindaran
risiko lebih menguntungkan dibandingkan dengan pengendalian risiko yang
dilakukan sendiri.
5.
Alokasi
sumber daya tidak terganggu.
b.
Mengurangi probabilitas
c.
Mengurangi konsekuensi
d.
Transfer risiko
Alternatif
transfer risiko ini, dilakukan setelah dihitung keuntungan dan
kerugiannya. Transfer risiko ini bisa berupa pengalihan risiko kepada pihak
kontraktor. Oleh karena itu didalam perjanjian kontrak dengan pihak kontraktor
harus jelas tercantum ruang lingkup pekerjaan dan juga risiko yang akan
ditransfer. Selain itu konsekuensi yang mungkin terjadi dapat juga di transfer
risikonya dengan pihak asuransi.
2.
Penilaian Alternatif-Alternatif Pengendalian Risiko
Pilihan sebaiknya dinilai atas
dasar/ besarnya pengurangan risiko dan besarnya tambahan keuntungan atau
kesempatan yang ada. Seleksi dari alternatif yang paling tepat meliputi
keseimbangan biaya pelaksanaan terhadap keuntungan.
Walaupun pertimbangan biaya menjadi
faktor penting dalam penentuan alternatif pengendalian risiko, tetapi faktor
waktu dan keberlangsungan operasi tetap menjadi pertimbangan utama.
3. Rencana
Persiapan Pengendalian
Setelah ditentukan alternatif
pengendalian risiko yang paling tepat, langkah berikutnya adalah menyusun
rencana persiapan. Rencana persiapan ini berkaitan dengan
pertanggungjawaban, jadwal waktu, anggaran, ukuran kinerja, dan tempat.
4. Implementasi
Perbaikan Program
Idealnya, tanggungjawab dari
pengendalian risiko seharusnya dilakukan oleh mereka yang benar-benar mengerti.
Tanggung jawab tersebut harus disetujui lebih awal. Pelaksanaan pengendalian
risiko yang baik membutuhkan sistem manajemen yang efektif, pembagian
tanggungjawab yang jelas dan kemampuan individu yang handal.
C.
Manfaat Manajemen Risiko
Beberapa
manfaat yang diperoleh dengan diterapkannya manajemen risiko dalam suatu
perusahaan:
a.
Perusahaan
memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap keputusan, sehingga
para manajer menjadi lebih berhati-hati (prudent) dan selalu menempatkan
ukuran-ukuran dalam berbagai keputusan.
b.
Mampu
memberi arah bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruh-pengaruh yang mungkin
timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang.
c.
Mendorong
para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu menghindari risiko dan
menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian khususnya kerugian dari segi
finansial.
d.
Memungkinkan
perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum.
e.
Dengan
adanya konsep manajemen risiko (risk management concept) yang dirancang
secara detail maka artinya perusahaan telah membangun arah dan mekanisme secara
berkelanjutan (suistainable).
D.
Manfaat Asuransi Dalam Kegiatan
Ekonomi Sosial
1. Memberi
Rasa Aman
Motivasi
utama yang mendorong lahirnya usaha asuransi adalah “dorongan naluriah” yang
ada pada diri setiap orang, yaitu “ keinginan akan rasa aman “. Hal
mana dalam aspek psikologis mungkin diwujudkan dalam sikap atau mungkin pula
menimbulkan sikap baru, karena mereka menghendaki adanya alat pemuas terhadap
keinginannya (akan rasa aman). Dimana cara pemenuhan terhadap
kebutuhan/keinginan rasa aman salah satunya adalah melalui asuransi. Dengan
adanya asuransi tersebut maka sebagian besar dari ketidak pastian, yang
berpusat pada keinginan untuk memperoleh rasa aman terhadap bahaya tertentu
akan dapat dieliminir, sehingga dapat menimbulkan suasana jiwa yang tenang
serta rasa hati yang damai.
2. Melindungi
Keluarga dari Perpecahan
Perusahaan
asuransi jiwa akan memberikan santunan bila tertanggung meninggal dunia pada
saat kontrak. Pemberian santunan tersebut akan merupakan sesuatu yang
benar-benar tepat, sebab datang pada saat sangat dibutuhkan, yaitu kebutuhan
dana untuk melanjutkan kehidupan keluarga, pada sumber utama penghasilan
terputus/hilang. Uang santunan yang diterima akan merupakan salah satu alat
untuk mempertahankan kerukunan dan keutuhan keluarga.
3. Menghilangkan
Ketergantungan
Ketergantunga
dapat dikurangi apabila sebelumnya (pada saat kondisi orangtua masih sehat dan
kuat) telah diatur suatu program asuransi untuk mengantisipasi ketergantungan
tersebut. Misalnya melalui program asuransi beasiswa untuk menghindari
ketergantungab anak bidang biaya untuk pendidikannya. Dimana bila ketidak
mampuan itu tiba atau orang tua meninggal dunia sianak-anak akan mendapatkan
biaya kelanjutan pendidikannya dan perusahaan asuransi.
4. Menjamin
Kehidupan Wanita Karier
Hal
ini sebetulnya dialami oleh hamper setiap orang, dimana orang yang sudah
berusia senja, meskipun menerima pensiun, jumlahnya umumnya kurang memandai
dibandingkan dengan kebutuhannya. Dalam keadaan yang demikian itu program
asuransi juga mempunyai peranan yang tidak kecil, sebab dengan santunan yang
didapat dari program asuransi akan memperbesar persediaan dananya untuk
menompang kehidupannya. Dengan mengetahui dan menyadari bahwa
kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan baik melalui program
asuransi dan meraka mau memanfaatkannya, akan menimbulkan perasaan aman dan tentram
kepada yang bersangkutan. Jadi program asuransi akan membebaskan mereka
(terutama wanita karier) dari kehawatiran mengenai kondisi keuangannya bilamana
ia sudah tidak mampu lagi membiayai dirinya sendiri dari penghasilannya sendiri
pada saat itu.
5. Kontribusi
Terhadap Pendidikan
Aspek
lain dalam kaitannya dengan maslah kelanjutan pendidikan, misalnya seorang
mahasiswa yang jauh dari orang tuanya, bila dia pada suatu ketika mengalami
kesulitan memenuhi kebutuhan dana yang madadak, misalnya biaya untuk menyusun
skripsi, maka bila dia mempunyai polis asuransi kebutuhan tersebut maka akan
dapat dipenuhi dengan mudah, dengan mengadakan polis asuransinya kepada
perusahaan asuransi yang bersangkutan dan hal ini dapat dilakukan dengan mudah.
6. Kontribusi
Terhadap Lembaga-lembaga Sosial
Sebagian
besar dari lembaga-lembaga social yang memberikan jasa-jasa social yang sangat
penting bagi masyarakat (panti-panti asuhan, panti pendidikan penderita cacad
dan sebagainya), menggantungkan sebagian besar kebutuhan dana operasionalnya
dari sumbangan atau hadiah dari berbagai pihak (para “Donatur“), yang umumnya
terdiri dari para pengusaha. Dalam kondisi perekonomian yang penuh dengan
ketidak- pastian, mungkin akan mengakibatkan timbulnya keragu-raguan bagi para
donatur untuk tetap memberikan sumbangan, karena ketakutan akan kehilangan
harta kekayaan atau tidak terjaminnya hari tuanya. Tetapi bila para donatur
tersebut telah mengasuransikan dirinya terhadap risiko-risiko yang dimaksud,
maka keragu-raguan dan ketakutan menjadi tidak ada lagi, sehingga yang
bersangkutan tetap dapat menjadi donatur yang setia, sehingga akibatnya
lembaga-lembaga social tetap dapat melaksanakan aktivitasnya dengan
sebaik-baiknya.
7. Memberiakan
Manfaat untuk Pemupukan Kekayaan
Ketidakpastian
dikaitkan dengan penyediaan dana untuk mengatasi kerugian akan dapat diatasi
dengan mudah melalui program asuransi. Sebab dengan membeli polis asuransi maka
kapanpun dab berapapun kerugian yang terjadi akan ditutup dengan santunan dari
perusahaan asuransi.
8. Stimulasi
Menabung
Kelebihan
asuransi jiwa yang disertai dengan elemen tabungan dengan tabungan biasa
adalah: karena premi asuransi (termasuk unsur tabungannya ) mempunyai jatuh
tempo secara teratur (pasti) dan telah disistimatisir, dimana pemegang polis harus
menabung/membayar premi secara teratur, sehingga kewajiban menabung dapat
dipandang sebagai hutang.
9. Menyediakan
Dana yang Dibutuhkan untuk Investasi
Sebetulnya
bukan merupakan fungsi utama dari asuransi, tetapi kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan asuransi telah berkembang sedemikian rupa, sehingga
memegang peranan yang cukup penting dalam menyediakan dana yang dibutuhkan
dalam berbagi macam kegiatan maupun pembangunan ekonomi.
REFERENSI :
Soeisno
Djojosoedarso, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi,
Salemba Empat, Jakarta. 1999 ]