Nama : Wulandari Eka putri
Kelas : 3DF02
NPM : 57212771
tugas Softskill
Dosen : Arum Saraswati.
PEMBANGUNAN DAN
PENGEMBANGAN KOPERASI DI NEGARA INDIA
Dalam upaya untuk memacu gerakan koperasi kredit di India,
prmerintah kolonial Inggris pada 1904 menetapkan UU mengenai koperasi kredit.
perundang -undangan ini disebut Cooperative credit societies act. maksud
pemerintah dengan undang-unfang itu untuk menghilangkan peranan tukang riba dan
tukang ijon. krmudian disusul dengan undang-undang yang dikeluarkan tahun 1912
tentang koperasi produksi untuk dikembangkan bersamaan dengan koperasi kredit.
koperasi itu di hidupkan agar turut membantu pemasaran hasil produksi para
produsen yang belum kuat sehingga penyaluran hasil usahanya berkembang dengan
baik. berbarengan dengan itu koperasi konsumsi digalakan pula oleh pemerintah
penjajah.
Kenyataannya gerakan koperasi kredit yang dibantu UU itu tak
banyak membawa kemajuan yang berarti. antara lain, disebabkan oleh krisis
ekonomi 1929-1933 yang merusak perhitungan simpan pinjam dikoperasi kredit.
kecuali itu, kemajuan koperasi juga terhambat karena semakin meluasnya sistem
pasar gelap dalam aneka tata niaga didesa. Pasar gelap itu merusak pula aturan
permainan yang mulai dirintis dalam usaha perkoperasian didesa. Banyak anggota
koperasi kredit terpengaruh oleh situasi ini dan terlibat dalam spekulasi
dipasaran gelap.
Disamping itu, terlampau banyak anggota koperasi kredit tang
brrasal dari kalangan elite ekonomi di desa, aik itu tuan tanah maupun
tengkulak. Akibatnya, koperasi lebih merupakan perhimpunan dari elite tertentu
yg mendapat fasilitas dan lindungan. atau mendapat bentuk dalam organisasi
modern untuk melanjutkan peranannya semula. Oleh karena itu, koperasi belum
menjadi organisasi ekonomi yang mrlindungi kaum lemah terutama petani.
Yang telah disebutkan terakhir ini disebabkan oleh
pemerintah kolonial yang hanya membuat peraturan atau perundangan serentak.
memacu supaya warga masyarakat ramai-ramai berhimpun dalam wadah itu, tanpa
memperhatikan secara mendalam kebutuhan para calon anggota yang berhimpun.
pembentukan lebih bertujuan supaya secara cepat koperasi kredit terdapat
dimana-mana. kurang pula diperhatikan siapa sebenarnta yang menjadi anggota
didalamnya. selain itu, paternalisme dan veodalisme yang masih amat kuat dikala
itu juga menghinggapi para pimpinan koperasi akibatnya , pimpinan kurang dapat
memacu laju koperasi dengan sebaim-baiknya sesuai citra semula. Bahkan
menjadikan koperasi sebagai alat untuk mempertahankan status quo.
setelah kemerdekaan pemerintah nasional mulai menggerakan
lagi koperasi secara cepat menurut arah yang diinginkan. ditiap negara bagian
diusahakan berdirinya bank koperasi. Bank itu membantu koperasi kredit primer
yang beroperasi dinegara bagian. Bank koperasi ditiap negara dibantu sepenuhnya
oleh bank cadangan India.
Menurut A.N.Agrawal, profesor dari University of New Delhi,
gerakan koperasi di India paa umumnya amat menyedihkan. Walaupun demikian,
telah dapat memberikan sumbangan kecil dalam bentuk semacam manfaat sosial
kepada sekelompok masyarakat. Misalnya dapat menolong memperbaiki cara hidup
kelompok masyarakat yg brrlebihan dan boros menjadi lebih hemat dan memakai
perhitungan. Juga dapat membantu mrnghimpun dana untuk keperluan kesejahteraan
sosial bagi anggotanya, antara lain, persediaan air minum dan usaha irigasi
kecil-kecilan. Namun, menurut ahli yang jadi penulis buku Indian Economy itu.
macetnya gerakan koperasi sesudah tahun kemerdekaan di India disebabkan oleh
beberapa hal.
Pertama, terlalu berlebihannya interferensi pemerintah.
sistem koperasi disana lebih bekerja sebagai bagian dr aparat pemerintah.
Campur tangan yg berlebihan ini menimbulkan semacam dimensi negatif dalam
perkembangan koperasi. warga yg menjadi annggota koperasi kehilangan antusiame
dalam gerakan ini karena gerakan koperasi untuk menumbuhkan self reliance dan
ketidaktergantungan tidak berproses. Semakin tahun semakin banyak koperasi
bertumbuh secara fisik. Namun, berbarengan dengan itu campur tangan pemerintah
semakin lebih menentukan dari pada keinginan anggotanya. Bersamaan dengan itu
jiwa gerakan koperasi kian sirna. Kedua,warga masyarakat kurang mendapat
penerangan tentang koperasi sehingga tidak tahu sebenarnya tentang koperasi.
berkaitan dengan soal ini mungkin menarik untuk didengar
ungkapan Matias, profesor yang punya nama di UNESCO bahwa pemerintah dan ruling
class dinegara itu kurang mempunyai rasa keterlibatan untuk memperbaiki India
supaya menjadi bangsa yang besar dikemudian hari dalam membangun koperasi.
Misalnya, ditunjukkan oleh kurangnya perhatian mereka terhadap keluhan-keluhan
yang ada dalam masyarakat. Hal ini, antara lain, juga turut menyebabkab banyak
kalangan inteleg dan sosialis muda lari dari India dan bekerja ke luar negeri,
sehingga terjadi brain drain. lari karena harapan akan mendapat perbaikan
sosio-economy yang tak kunjung datang.
Kendati awan mendung masih terbentang dalam gerakan koperasi
di negara Nehru, ada pula benerapa koperasi kredit yang sukses bagaikan mutiara
dalam lumpur. sukses ini dalam arti sesungguhnya, dalam manajrmen, administrasi
dan partisipasi yang aktif dr anggota serta ditangani secara swasta dan swadaya
penuh. misalnya koperasi yg bergerak didaerah pedalaman Chontanagphur,
khususnya di distrik ranchi yg terletak dinegara bagian Bihar. untuk mencapai
tempat itu dapat digunakan pesawat terbang 1 jam dari Calcuta. Koperasi kredit
itu disebut Chuntanagphur Cooperative Credit Society yang anggotanya terdiri
dari masyarakat yg tribal diluar golongan hindu. Masyarakat ini boleh dibilang
selama berabad-abad berada diluar kelas elite dr masyarakat hindi yg menjadi
elite dinegara itu. Dengan istilah populer, masyarakat tribal dinegara itu
disebut kalangan Adivasis. Kalangan adivasis mempunyai posisi yg lemah, bahkan
sering terabaikan. Namun mereka unggul dalam menghidupkan koperasi yg
beranggotakan 52.000 kepala keluarga. Mereka mempunyai 57 lingkungan unit
dengan jumlah sekitar 1200 buah.
Yang boleh menjadi anggota cuma kepala krluarga. tiap kepala
keluarga dianggap dapat melayani semua anggota keluarga. Dalam percakapan V.
Exem, salah seorang pimpinan koperasi, membentangkan bahwa sekitar 360.000
anggota keluarga mendapat pelayanan dari koperasi itu.
saat ini koperasi telah mempunyai modal pinjaman sebanyak 20
juta rupee atau sekitar 1,7 milyar rupiah. Semua uang itu tidak berasal dr
luar, tetapi berasal dr anggota, yakni dr iuran dan simpanan sukarela. Koperasi
memberi pinjaman dengan bunga 6% setahun. Pinjaman lebih banyak diberikan dalam
bentuk natura dan sosial service. Dengan demikian dapat menghadapi tukang riba
dan tukang ijon secara langsung dimedan pedalaman.
Secara terinci dibentangkan bahwa koperasi itu memberikan
bantuan kredit dengan geliat yg luwes dan berbentuk serba guna sebagai berikut
: untuk membeli pupuk, persediaan bibit, membeli tanah, perkakas, biaya
menggali sumur, perbaikan rumah, biaya sekolah anak, biaya perkawinan,
memasarkan hasil pertanian dan angkutan. Diberikan juga beasiswa cuma-cuma
kepada beberapa anak dr para anghota yg amat membutuhkan. Yang menarik dr
koperasi ini adanya tabungan yg teratur dr anghota, kendati jumlahnya kecil.
Simpanan para anggota mendapat bunga 5%, simpanan bukan anggota mendapat 3%
setahun.
Banyak pula anggota koperasi Chontanagphur Cooperative
Credit Society yg buta aksara, tetapi mereka tahu hak dan kewajibannya. Untuk
meminta kredit mereka tidak memakai tandatangan, tetapi memakai cap jempol,
lantas menjadi beres. Jaminan kredit tidak ada, hanya perlu saksi, biasanya 3
orang. Kalau semuanya tidak bisa, tandatangan bisa memakai cap jempol saja.
Tiap tahun ditiap lingkungan unit diadakan rapat tahunan
untuk mendapat laporan dan permufakatan aktivitas yg praktis yg dijalankan
rapat tiap unit, serta pemilihan komite atau pungurus. yang amat menarik,
koperasi ini telah membuktikan bahwa lembaga ini tidak hanya beranggotakan
orang-orang yg berpendidikan, etapi juga petani didesa yg masih buta huruf.
Ternyata mereka mampu menjadi anggota yg baik. Hal ini dibuktikan kepada kita
bahwa koperasi merupakan organisasi modern bukan utk yg berpendidikan saja
seperti yg selama ini dikemukakan oleh sepihak. Disamping itu koperasi dapat
menyelamatkan para anggota dr para elite ekonomi didesa atau dikota yg
kebanyakan berasal dr kalangan hindi.
SUMBER :
Mutis, Thoby. 2004. pengembangan
koperasi:kumpulan karangan. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar